Pages

Sabtu, 17 Maret 2012

Animasi Cimahi Yang Mendunia

Industri kreatif khususnya animasi dan film merupakan salah satu sektor industri yang berkembang pesat di dunia. Salah satu negara yang menikmati hasil dari kemajuan industri animasi dan film adalah Amerika Serikat. Studio animasi terkemuka di Amerika Serikat, Pixar melalui filmnya “The Incredibles” bahkan dapat meraup keuntungan sekira 631.442.092 Dollar AS dengan biaya produksi sekitar 92 juta Dollar AS.
Secara global, peluang ekonomi kreatif di pasar internasional semakin besar. 50% dari belanja masyarakat (costumer spending) di negara-negara G7 berasal dari produk industri kreatif. Sedangkan belanja masyarakat meliputi 2/3 kontribusi PDB, sehingga dapat dipekirakan potensi pasar industri kreatif di negara-negara G7 sebesar 50% x 2/3 PDB.

“Selama ini film animasi buatan Indonesia belum pernah tayang di Televisi Nasional sekalipun, pernah satu kali tayang itupun hasil kerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan” Kata Rudi. Rudi menjelaskan profit dari industri animasi ini cukup menggiurkan, bayangkan saja dalam setiap satu episode animasi berdurasi 24 menit estimasi biaya produksi yang dibutuhkan sebesar 18 M dengan perhitungan 1 tahun produksi (365 hari). Ketika masuk ke televisi dengan ditambah iklan dan sponsor nilai film animasi ini menjadi sebesar 109 M, sehingga didapat profit sebesar 19 M. Oleh karena itu Rudi mengharapkan adanya intevensi dari pemerintah guna mendukung industri animasi dan film seperti halnya yang dilakukan oleh beberapa negara lain seperti Malaysia dan Cina.

Pada Senin (5/03) kemarin, Menteri Negara Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta meresmikan Kawasan Industri Kreatif Animasi dan Film di kota Cimahi Jawa Barat. Acara ini berlangsung di Baros Information Technology Creative Cimahi atas kerjasama antara Kementerian Riset dan Teknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Pemerintah Kota Cimahi, serta didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan Kementerian Perindustrian.

“Program pengembangan kawasan industri kreatif animasi dan film di Baros diawali dari komitmen pemerintah kota dalam menggali potensi yang ada di masyarakat”, ujar Walikota Cimahi, Itoc Tochija dalam sambutannya di acara peresmian. Hal ini terlihat dari berkembangnya SMK broadcast dengan studi tentang animasi dan teknologi sederhana, sehingga Pemerintah Kota mencoba mewadahi potensi unik ini dalam sebuah komunitas dengan membangun gedung setinggi 6 lantai yang diberi nama Baros Information technology Creative Cimahi (BITC) pada tahun 2005.

Selanjutnya Itoc Tochija menjelaskan bahwa pembangunan BITC dilakukan secara bertahap, dibarengi dengan pembentukan Cimahi Creative Assosiation (CCA) pada 2009 yang bertujuan sebagai wadah yang menaungi para kreator animasi dan film yang ada di wilayah kota Cimahi. Penguatan elemen pendukung Kawasan Industri Kreatif Baros ini dilanjutkan dengan pembentukan Komite Kreatif di Cimahi yang diketuai oleh Staf Ahli Bidang TIK Kementerian Riset dan Teknologi saat itu Richard Mengko.

Dengan adanya BITC, Itoc Tochija mengharapkan kota Cimahi dapat memberikan sumbangsih yang berarti bagi MP3EI khususnya di koridor Jawa dan Indonesia umumnya. Selain industri kreatif animasi dan film sebagai kompetensi utama, kawasan ini juga mengembangkan rekayasa informasi dan teknologi, rekayasa sosial, serta rekayasa ekonomi.

Sedangkan dalam kesempatan yang sama Menteri Negara Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta mengapresisasi terbentuknya kawasan ini, sekaligus siap mendukung melalui perangkat Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) dibawah koordinasi Ristek khususnya BPPT dalam mengembangkan kawasan ini agar dapat berkelanjutan dalam melahirkan animasi dan film lokal berkelas dunia. Hal ini sejalan dengan Pilar ketiga MP3EI penguatan SDM dan Iptek dan potensi unggulan Koridor II MP3EI.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan juga menyampaikan akan pentingnya pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengembangan suatu daerah. Hal inilah yang telah berhasil dilakukan oleh Pemerintah Kota Cimahi, namun Gubernur juga berpesan hendaknya konten-konten yang diangkat dalam produk animasi dan film tersebut dapat dimunculkan secara kreatif dan menarik serta syarat akan nilai-nilai moral yang mendidik bagi para penontonnya.

Pada acara tersebut juga dideklarasikan ikrar relawan muda dan mitra bestari Indonesia berinovasi. Deklarasi ini berisi tentang tiga poin utama yang akan mendukung keberadaan industri kreatif animasi dan film di Baros. Rudi Suteja selaku ketua umum Cimahi Creative Association dalam paparannya dihadapan undangan yang hadir, menyampaikan berbagai keunggulan animasi dalam berbagai sektor industri dan sumbangsihnya pada peningkatan ekonomi suatu daerah. Pemanfaatan animasi tidak hanya dapat diwujudkan dalam sebuah bentuk film animasi saja, namun juga dapat diaplikasikan pada film komersial, iklan, pendidikan, digital media, visual effect dan game. Contohnya saja game, pasca pelarangan peredaran game produksi Jepang dan Amerika di Cina, Industri permainan digital ini berkembang pesat hingga memberikan kontribusi sebesar 200 triliun rupiah pada tahun 2010.

Dalam acara ini juga dihadiri oleh Mr.Chollin dari World Class entrepreneur Singapore. Dalam kesempatannya Chollin berpendapat bahwa seniman-seniman dan desainer grafis muda Indonesia telah mampu dalam menghasilkan produk visual baik berupa gambar maupun ilustrasi dengan kualitas yang tak kalah dengan desainer di luar negeri. Namun dukungan teknologi komputer seperti hardware, software dan broadband inilah yang kurang dimiliki oleh Indonesia, sehingga programmer animasi sangat kurang jumlahnya dan output berupa animasipun juga kurang berkembang di Indonesia.

Chollin menambahkan, Indonesia memiliki kekayaan budaya dan kearifan lokal yang melimpah. Hal ini merupakan modal besar bagi para animator untuk lebih mengeksplorainya menjadi sebuah konten-konten digital dengan nilai-nilai lokal yang diwujudkan dalam berbagai bentuk animasi dan film. Bahkan pemerintah Singapura rela menggelontorkan dana yang sangat besar guna mengundang animator-animator handal dari Amerika, khususnya Pixar guna melakukan transfer pengetahuan kepada animator-animator lokal di Singapura. Menurutnya keberanian inilah yang harus dimiliki oleh pemerintah Indonesia mengingat SDM yang telah banyak berkembang di bidang animasi dan film ditambah dengan kehadiran Baros Information Technology Creative Cimahi dan Cimahi Creative Asossiation sebagai wadah yang tepat bagi perkembangan industri animasi dan film. (wb/ba/humasristek)

source : http://www.engineeringtown.com

1 komentar:

Blogaul mengatakan...

nice article.. Lanjutkan..!!